Ff Ririn couple (Lee Seunghyun and Lee Chaerin) He Gone, You're Back
Author :
Lee_ka
Tittle :
He gone, You're Back
Main Cast : Lee
Seunghyun (Seungri), Lee Chaerin (CL), Choi Seunghyun (Tabi)
Support Cast : All member of Bigbang and 2ne1
Genre :
Romance
Length :
Oneshoot
Disclaimer :
Please leave your coment ^^
Twitter :
@Nyilmunyil
ini ff pertama saya yang saya post di blogger, jika ada kesalahan tulisan atau alur cerita yg gak banget mohon dimaklumi :D ok that's all happy reading :)
ini ff pertama saya yang saya post di blogger, jika ada kesalahan tulisan atau alur cerita yg gak banget mohon dimaklumi :D ok that's all happy reading :)
“Hahahaha” Aku mendengar suara tertawa dari ruang kelasku,
aku melangkahkan kakiku kesana dan melihat sepasang yeoja dan namja sedang asik
berbicara satu sama lain .
“Wah kelihatannya menyenangkan sekali, boleh aku bergabung
?” Mereka berdua terkejut dan menoleh kearahku “Ah Chaerin-ah !!! Ayo kesini”
Yeoja yang bernama Dara itu mengajakku bergabung
“Chae ini tidak seperti yang kaufikirkan…” Namja yang sedari
tadi duduk di samping Dara itu mendekatiku dan berusaha menyentuh tanganku tapi
aku meninggalkannya “chae !!! LEE CHAERIN!!! Andwae !!! Kajjima !!!” Namja itu
berlari kearahku dan aku juga mulai mempercepat langkahku dan akhirnya kami
sampai di taman sekolah. Namja itu berdiri persis dibelakangku
“Chaerin…”
“C-CHA-CHAE uljjima…
A-a-aku tidak bermaksud…” Dia memelukku erat. Dan bodohnya aku membalas
pelukannya. Kami melepaskan pelukan kami dan saling menatap, entah karena apa
saat melihat wajahnya… Semua rasa cemburu dan sakit hati ini hilang seketika.
Aku sudah sering sekali merasakan perasaan sakit hati dan cemburu tapi tetap
saja, apabila semua itu terjadi aku akan mengeluarkan ribuan air mata. Dia
tersenyum, dan memelukku lagi, lebih erat sampai aku bisa mendengar suara
degupan jantungnya.
Aku memandang kosong jendela kamarku, membayangkan wajah
namja yang belum lama menjadi pengisi hatiku, ya dia Seungri. Aku tidak tahu,
bagaimana bisa dia mempunyai yeojachingu sepertiku? Seungri adalah namja yang
mempunyai banyak sahabat yeoja maupun namja. Dia populer. Bisa-bisanya
mempunyai yeojachingu yang menyukai basket, memiliki warna kulit yang tidak
putih pucat, berperilaku seperti namja dan membenci rok dan dia hanya memakai
rok saat bersekolah. Jauuuh sekali dari criteria yeoja idamannya. Aku tertawa
sendiri mengingat saat-saat kami mulai saling mengenal satu sama lain, waktu
itu…
2 Bulan Yang Lalu
“Oper kesana !!! Dae palli !!!”Semua orang berteriak kecewa,
bola basket yang dilemparkan ke ring itu meleset. kelas XI-C kalah dengan skor
tipis 6-8. Suara sorak kemenangan terdengar dari arah kubu kelas XI-A
“Mianhae….” Aku memandang Daesung iba
“Gwaenchana Daesung, kau sudah berusaha… Aku yang salah
memberi instruksi kepadamu” Aku tersenyum pada namja itu dan namja itu membalas
senyumanku
“Yang penting kita sudah berusaha !!!” Aku melirik Daesung
yang tiba-tiba merangkul kami dan memamerkan senyum termanisnya
“Nah marilah kita merayakan kekalahan tim basket campuran
kelas kita !!!” Aku terkejut melihat namja yang membawa banyak minuman kaleng
untuk seluruh murid XI-C. Namja itu menceriakan suasana dan membuat kami lupa
tentang kekalahan ini, sejak dia pertama kali menginjakkan kaki disekolah ini 3
bulan yang lalu, kelas XI-C terasa hangat dengan tingkah cerianya itu “Dae kau
hebat !!! Dan tabi kau keren sekali !!!” Seungri memuji penampilan dari setiap
pemain. Ya namja ituSeungri, dan sekarang matanya tertuju padaku “Mmm
dank-k-kau Chaerin… K-k-kau sungguh memukau, brilian !!! Baru pertama kali aku
bertemu yeoja tangguh seperti kau !!! Daebak !!! Kau sangat cantik dan keren
saat dilapangan tadi !!!” Tiba-tiba pujiannya itu berhenti saat banyak orang
menatap Seungri curiga dan… Wajah Seungri memerah “E-e-eh ? A-a-aku…” Namja itu
menerima berbagai sorakan dari teman-temanku dan spontan dia berlari
menghindari sorakan mereka “Wahahaha Chae kau memiliki pengggemar !!!” Minzi
menggodaku dan aku merasa wajahku memanas,
eeeeh apa-apaan ini ??? Biasanya setiap aku dipuji namja
tidak seperti ini…
Sudah 1 minggu sejak kejadian itu dan aku merasa Seungri
menjaga jarak dari diriku. Dia juga tidak seceria dulu. Entahlah tapi aku
merasa sedikit… Khawatir dan sedih… Tapi hei aku tahu diri !!! Namja yang
populer seperti dirinya mana mungkin dengan yeoja yang jauuuuuuh sekali dari
kriterianya… Aku melirik Hyunsuk-nim, dia menerangkan pelajaran Matematika
dengan cepat sekali dan tanpa memperdulikan apa yang dilakukan muridnya. Aaaah
lebih baik aku tidur~
“Saya hampir lupa, tolong kumpulkan pekerjaan rumah
matematika kalian yang saya berikan kemarin” MWO???!!! Mataku kembali terbuka, andwae… Aku
mengeluarkan seluruh isi tasku dan… AKU TIDAK MEMBAWA BUKU MATEMATIKA!!! Sial…
Jebal, bawa aku pergi dari sini… Aku merutuk dalam hati dan menunggu namaku
dipanggil untuk mengumpulkan pekerjaan rumah itu kemeja Hyunsuk-nim
“LEE SEUNGHYUN !!! Kau tidak membawanya ???!!! Bagaimana
bisa hah ???!!!” Aku melihat Seungri menunduk dan berbicara kecil, sepertinya
dia menyesali nasibnya
“SIAPA LAGI YANG TIDAK MEMBAWANYA ???!!!”Aku melirik tangan
kananku yang mengangkat dirinya sendiri tanpa perintah dariku. Tangan macam apa
kau hah ???!!! Mengkhianati majikanmu !!! Aku memaki-maki tanganku sendiri
tanpa memperhatikan Hyunsak-nim
“LEE CHAERIN !!!”
Aku menyembunyikan tangan kananku dan segera maju kedepan
kelas bersebelahan dengan Seungri. Ah sial… “Kalian berdua keluar dari kelas
ini dan bersihkan halaman belakang sekolah sekarang juga !!!”
“Lalu kami pulang jam berapa ? Inikan mata pelajaran
terakhir hyunsuk-nim ?”
“KALIAN PULANG SAMPAI HALAMAN BELAKANG BERSIH !!!” Seungri
tidak berani bertanya lagi dan dia hanya menghela nafas “NAGA!!!” Dan kami
berduapun berjalan lemas keluar dari kelas ini.
Aku melihat ribuan daun yang sudah kering berguguran di
halaman belakang ini, musim gugur memang menyebalkan. Aku melihat alat yang
harus kami gunakan untuk membersihkan halaman ini, yaaa kalian tahu kan alat
apa ? Aku susah mendefinisikannya .
“Kajja” Aku melihat Seungri memberiku satu alat penggaruk
tanah itu dan mulai bekerja. Sebenarnya bukan ribuan daun disini yang aku
khawatirkan tapi… Namja itu. Dia dingin sekali, tanpa mengucapkan sepatah
katapun dia mengerjakan tugas dari Hyunsuk-nim dengan cepat dan akupun hanya
bisa mengerjakan tugas ini sembari melihat dirinya. Omo kenapa aku peduli
sekali sih ? “Wae ? Capek ?” Aku kaget, ini adalah dua kata pertama yang dia
ucapkan padaku seminggu ini “A-a-ani” “Kalau capek bilang saja” Aku mengangguk
dan mulai mengalihkan pandanganku darinya.
“Rgggh~” Aku merenggangkan tubuhku, sudah 1 jam aku dan
Seungri membereskan daun-daun ini dan mengumpulkannya menjadi gunung daun
raksasa. Aku melihat ke kiri dan ke kanan, kemana Seungri ? Ah mungkin dia
sudah pulang duluan… Padahal aku berharap setelah mengerjakan tugas ini dia
bicara lagi padaku…
“Hei ini tasmu”
“HWAAA!!!”Aku menoleh kesumber suara, terlihat Seungri
membawa tasku ditangan kanannya dan memegang tasnya sendiri ditangan kirinya
“Gamsahamnida” Dia duduk disebelahku dan menghembuskan nafas
panjang
“Formal sekali”
“Memang kenapa ?” Kami terdiam cukup lama, ah dia sepertinya
benar-benar tidak ingin mengatakan sesuatu… Sebaiknya aku pulang saja
“Ah aku duluan ya” Aku bangkit dan merapikan rokku,
tiba-tiba… Tangannya memegang tanganku erat.
“Kajjima, aku ingin
bertanya” Entah kenapa… Kini jantungku berdegup 100 kali lebih cepat, apakah aku menyukainya ?
“Hm apa ?”
“Kau kesal padaku ?”
“Mwo ?Ani !!!” Aku tak menyangka dia mengira aku kesal
padanya “Kukira kau kesal padaku karena kejadian 1 minggu yang lalu” Aigooo…
Ternyata selama ini dia mengira aku kesal padanya… Hhhh… Kukira kenapa… “Ani,
aku malah senang kau bicara begitu” Dia terbelalak dan kemudian menatapku tak
percaya, aish CHAERIN PABO !!! Kenapa bicara seperti itu ???!!!
“J-j-jinjja?” Aku mengangguk, kini wajahku pasti sudah
memerah seperi udang rebus, aiiih aku malu sekali !!! Aku mengacak-ngacak
rambut sebahuku ini “Naneun saranghae” Sekarang aku yang menatap wajahnya
dengan raut wajah tak percaya “G-g-geotjimal…”
“Ani, jeongmal saranghae” Mata kami bertemu dan kami saling
bertukar senyuman, inilah awal dari kisah kami.
Aku kembali tersadar dari lamunanku karena terdapat 2 pesan
masuk di handphoneku. Ah dari Tabi dan Seungri…
From : Tabi
Chae !!! Kau menangis lagi ?
Aku tertawa, sahabatku yang satu ini selalu mengerti
keadaaanku. Aku membalas pesannya dengan cepat.
To : Tabi
Aaah Tabi-ah !!! Darimana kau tahu ?
Aku melihat isi pesan dari Seungri, aku yakin pasti isi
pesan itu….
From : Mr. Panda
Chae … Mianhae, tadi Dara sedang berkonsultasi padaku
tentang Jiyong sunbae… Jeongmal mianhae Chae aku mohon jangan marah padaku lagi
:’( Chagi…
Ya aku benar, pasti isinya permintaan maaf. Entah alasannya
Dara ingin membicarakan Jiyong sunbae lah atau Dara ingin bercerita tentang
Taeyang sunbae lah adaaaa saja hal yang membuatnya dekat dengan para yeoja dan
ini sudah yang keribuan kalinya aku cemburu padanya.
To : Mr. Panda
Ne, arra.
Aku tidak marah padanya, aku hanya kesal. Capek. Aku capek
untuk cemburu. Mungkin mereka bilang aku pencemburu tapi… Bagaimana kalau
mereka berada diposisiku ? Ah ada pesan masuk lagi, kuharap dari Seungri…
From : Tabi
Karena aku adalah sahabatmu yang paling tampan B) Aaah besok
kau harus menceritakannya padaku Chaerin !!!
Argh aku kira Seungri !!! Tapi aku senang Tabi peduli
padaku. Kami telah bersahabat sejak kelas 2 SMP, dia namja yang menyenangkan
dan… Sangat narsis… Yah sama dengan Seungri… Ah panjang umur !!! Ada pesan
masuk darinya !!!
From : Mr. Panda
Kau masih marah chagi ? Ah mianhae chagi… Tolong maafkan aku
lagi…
Aku sedikit senang dia masih membalas pesan singkatku itu
tapi… Aku memutuskan untuk mematikan handphoneku. Aku ingin besok dia meminta
maaf lagi padaku hahaha~
Aku melangkahkan kakiku gontai menuju gerbang sekolah
“Chaerin !!!” Aku melihat Tabi berlari kearahku dan
memelukku dari belakang
“Aish membuatku kaget saja kau !!!” Dia tersenyum, Tabi itu
manis sekali kalau tersenyum… Aku suka melihatnya tersenyum
“Hehehe, ah kau kemarin menangis kenapa ?” Aku tersenyum
pahit
“Biasalah…” Tabi tersenyum lagi dan memelukku erat
“Uljjima, aku tahu kau capek. Tapi cinta itu memang banyak
tantangan kan ?” Aku membalas pelukannya dan mulai menangis, dia hanya mengelus
rambutku dan mengeratkan pelukannya. Tanpa Tabi, mungkin aku tidak bisa
bertahan dengan Seungri.
Aku menatap
yeoja-yeoja dikelasku, semuanya sama saja. Aku tidak suka mempunyai sahabat
yeoja. Wae ? Karena mereka selalu munafik. Contohnya si Bom, teman sekelasku
sewaktu kami duduk dikelas 2 SMP. Kami dulu berteman dan saat dia mulai terkenal
dia meninggalkanku. Dia ingin berteman padaku karena waktu itu aku terkenal
sebagai kapten basket termuda disekolah kami. Cih, tidak hanya dia. Banyak
sekali yeoja yang seperti itu dan aku selalu menjaga jarak pada yeoja kecuali
eommaku tentu saja !!! Kebalikan dengan namja, mereka selalu mengerti padaku.
Diantara sekian namja yang menjadi sahabatku, Tabi lah yang paling dekat
denganku. Aku menyayanginya tapi tentu saja aku tidak pernah menyayanginya
lebih dari sahabat… Tidak akan pernah…
Seungri masuk kedalam kelas, dia terlihat sedikit lesu dan
duduk disebelah Daesung. Aku terus-terusan menatapnya dan tiba-tiba dia
menatapku balik dan dengan cepat aku mengalihkan padanganku, masih ada sedikit
rasa sakit… Aku tak mampu menatap matanya lagi. Kejadian ini sudah biasa
terjadi, aku yakin pasti nanti kami sudah seperti biasa lagi…
Seperti yang kubilang, sekarang aku dan Seungri sudah
seperti biasa lagi. Bahkan tadi kami makan bersama dikantin. Hhh mengapa aku
mudah sekali sih memaafkannya ?
Latihan basket sudah selesai, tapi tumben sekali para yeoja
kelas XI-C tidak menyemangati namjachingu mereka yang sedang berlatih. Kemana
mereka ? Dari tadi aku juga tidak melihat Seungri menontonku latihan. Apa dia
bersama para yeoja itu ? Aku berjalan menuju kelas XI-C dan mendengar suara
tawa yeoja. Aku melihat kedalam ruang kelas dan… Bingo… Aku melihat para yeoja
kelas XI-C mengerubungi seorang namja… Kalian tahukan siapa ? Aku tidak pernah
melihat pemandangan semengerikan ini
“Wah sepertinya aku mengganggu kalian ya ?” Para yeoja itu
terdiam dan tidak berani menatapku
“C-C-Chaerin…” Dia mendekatiku dan berusaha memelukku
“Ani Seungri” Aku berjalan menghindari dia dan seperti
biasa, dia mengejarku
“Berhenti” Seungri memegang tanganku dan menyudutkan aku
kedinding koridor
“Mianhae Chae… Tadi mereka hanya ingin mendengarkan aku
bercerita tentang Taeyang sunbae, namja yang dikeluarkan karena terlalu sering
membuat masalah itu…”
“Kenapa harus kamu yang bercerita ???!!! Kenapa hah !!!”Aku
menangis dan dia hanya menatapku sendu
“Karena waktu itu aku dekat dengannya”
“Banyak sekali alasanmu”
“M-m-mianhae Chae… Aku janji akan menjauhi semua yeoja
disekolah ini kecuali kau…” Aku menghela nafas panjang, sebaiknya aku harus
mengambil keputusan yang tepat…
“Seungri, kurasa kita harus cukup sampai disini” Dengan
sekuat tenaga aku menahan air mataku, meskipun banyak orang menilai bahwa aku
itu orang yang kuat dan cuek tapi… Sebenarnya aku adalah orang yang gampang
menangis
“Chagi ???K-k-kau bercanda kan ???” Seungri menatap wajahku
dengan raut wajah tak percaya, dan dia mulai menangis” Kau kira aku tidak
pernah cemburu Chaerin ???!!! Sering Chae, sering !!! Memangnya kau kira aku
tidak sakit hati saat Tabi yang selalu menelukmu dan bersama denganmu ???!!!
Kau kira aku tidak cemburu pada setiap namja yang kau ajak bicara ???!!! Aku
selalu cemburu Chae !!! Tapi aku tidak mengutarakannya, aku takut kau merasa
terkekang !!!
Aku ingin kau sadar, tapi percuma !!! Selama ini aku selalu
bercerita tentangmu ke Dara karena apa bila aku bercerita kepada teman namjamu…
Nanti mereka akan menjauhimu, aku tak mau !!!” Aku kaget atas pengakuannya,
ternyata selama ini dia juga cemburu ? Chaerin pabo, egois. Bagaimana bisa aku
tidak menyadari bahwa aku yang selama ini membuatnya seperti itu ??? Aku
memeluknya erat dan dia membalas pelukanku. Ini semua salahku, aku tidak boleh
membuatnya tersiksa seperti ini
“Mianhae Seungri… Jebal, aku rasa kita cukup sampai disini…
Aku mohon Seungri…” Aku berlutut padanya, dan dia menggeleng
“Chagi aku sangat mencintaimu…Jangan…”
“Aku bukan yeoja yang masuk dalam kriteria idamanmu kan ?
Apabila kau putus dariku, kau bisa mendapatkan yeoja impianmu itu Seungri… Aku
mohon… Ini demi kita…” Dengan pasrah dia menatap mataku dan…
Akhirnya dia mengangguk “Asal kau tahu Chae, kriteria idaman
bagiku tidak penting” Aku tersenyum getir padanya dan dia berjalan
meninggalkanku, lalu aku ? Tentu saja aku menangisi semua ini, kuharap ini
keputusan yang tepat… Aku meringkuk dan menangis. Suara tangisanku memenuhi koridor,
tapi aku tidak perduli. Toh tidak ada yang protes. Aku mendengar suara langkah
kaki, makin dekat, makin dekat. Aku merasakan kehangatan ditubuhku, sepertinya
ada yang memelukku dan saat aku melihat orang itu…
“Uljjima, aku ada disini” Tabi, dia malaikatku. Aku
memeluknya erat dan mulai menangis lagi, kemeja sekolahnya basah oleh air
mataku
“Kubilang uljjima. Aku ada disini” Aku menatap wajahnya,
senyumannya membuat hatiku lebih tenang
“Gomawo Tabi-ah…” Dia mencium keningku dan memelukku lagi
“Tenang, aku ada disini bersamamu”
3 Minggu Kemudian
Aku merasakan angin pagi menyapa kulitku “Hmmmm~” Mataku
menjelajahi setiap sudut dari halaman belakang sekolah, mengingat setiap
kenangan yang ada. Aku memang masih sedikit mencintai Seungri tapi aku tidak pernah
berusaha untuk bersamanya lagi. Aku mempunyai namjachingu ? Ani, aku tidak
ingin menjadikan namja itu pelarian dari Seungri. Sekarang Seungri sedikit
menjaga jarak dengan yeoja dan sampai sekarang dia belum mempunyai yeojachingu
lagi tapi aku dan dia sama sekali hilang kontak, kami tidak pernah
berkomunikasi sama sekali. Bahkan saling pandang saja tidak. Aku berusaha
menghindarinya dengan sekuat tenaga, aku tak ingin menyakitinya lagi
“Chaerin!!!” “HWAAA !!!” Namja itu tersenyum geli melihat reaksi kagetku tadi
“Apaan sih senyum-senyum ?” Dia duduk disampingku dan memandangi wajahku “Kau
masih mencintai Seungri ?”Aku menatap wajahnya curiga, jarang sekali dia menanyakan ini padaku
“Kurasa… Masih” Dia menghembuskan nafas panjang dan mengacak-ngacak rambutku
“Cepat atau lambat kau harus mempunyai cinta yang baru” Ah, Tabi
benar juga. Aku tidak bisa terus berlarut-larut seperti ini
“Sudahlah, itu bel masuk sudah berbunyi !!! Nanti Hyunsuk-nim marah loh !!!
Kajja !!!” Dia menggandeng tanganku erat dan menuntunku masuk keruang kelas,
ternyata genggaman tangannya itu…
Lembut… Lembut sekali… ANDWAE !!! Aish Chaerin apa-apaan sih…
Selama pelajaran matematika mataku tidak bisa lepas dari
Tabi. Gayanya saat sedang serius belajar imut sekali… Kyeopta… Aish !!! Aku
kenapa sih ???!!! Tapi sungguh, akhir-akhir ini setiap aku berada di dekatnya
aku senang sekali dan jantungku berdegup lebih cepat. Apakah aku… Menyu… “LEE
CHAERIN !!!” “HYAAAH !!!” Semua murid tertawa melihat aku kaget karena
panggilan Hyunsak-nim tak terkecuali Tabi “Aku tidak memintamu untuk
memperhatikan Choi Tabi !!! Naga !!!” Wajahku memerah, darimana Hyunsuk-nim
tahu ???!!! Aish ini memalukan !!! Semua murid meledekku dan mulai bersiul
tapi… Seungri menatapku lesu dan aku menatapnya penuh dengan rasa bersalah. Ah
ini tatapan mata pertama kami setelah 3 minggu lamanya. Aku merasa bersalah,
Seungri andai kau tahu perasaanku saat ini…
“Ngelamun saja !!!” Aku menatap sinis Tabi yang
menghampiriku kekantin “Cih, ngapain kesini?” Lagi-lagi dia mengacak-ngacak
rambutku “Masih kesal pada Hyunsuk-nim? Makanya kalo belajar perhatikan !!!
Jangan perhatikan aku !!!”Aku menatapnya dengan tatapan meledek, cih aku sudah
pernah bilang kan dia itu narsis sekali ? Aku menyantap es krim yang sudah dari
tadi aku pesan tanpa memperdulikan Tabi “Ish berantakan” GLEP dia menyentuh
bibirku dengan tangannya untuk membersihkan es krim dibibirku, aaah aku tahu di
film-film drama romantis hal ini pasti terjadi dan mungkin membosankan sekali
apabila kita mengalaminya… Tapi sungguh… Hal ini mampu membuat jantungku hampir
meledak, ah kau benar Tabi… Cepat atau lambat aku akan menemukan cinta yang
baru…
Seharian ini aku berusaha menghindari Tabi, dia terlihat
bingung atas sikapku tapi aku berusaha tidak memperdulikannya. Ah bel pulang
sudah berbunyi, ini saatnya aku kembali kerumahku “Chaerin !!! Andwae !!!”
Tanganku digenggam erat oleh Tabi dan aku tidak berkutik “Aish, apalagi Tabi ?
Aku sibuk” “Kau marah padaku ?” Entah kenapa wajahku kini memerah, wajah Tabi
sangat dekat dengan wajahku. Aigooo dia tampan sekali~ Dengan cepat aku
menundukkan wajahku agar dia tidak melihat wajah memerahku ini “Kau aneh !!!”
Dia menarik tanganku dan itu membuatku mengikuti langkahnya “Hei kita mau
kemana ???!!!” “Tempat biasa” Pasti dia akan membawaku ke bukit yang terletak
dipinggir kota, biasanya kami berdua sering bercengkrama disitu. Itu tempat
khusus kami. Tapi akhir-akhir ini kami jarang mengobrol disana bersama karena
aku lebih banyak menghabiskan waktuku dengan Seungri. Hmmm…Seungri…
“Kangennya~” Ucapan Tabi membuatku tersadar dari lamunanku, dia langsung
merebahkan diri diatas rerumputan hijau dibukit ini dan akupun ikut merebahkan
diriku disamping tubuhnya. Aaah sebenarnya aku juga merindukan tempat ini… Aku
menatap wajah Tabi yang berada tepat disamping wajahku “Kenapa kau memandangku
seperti itu ?” Aku memalingkan wajahku dan berpura-pura memandang langit “A-a-ani”
Sudah 15 menit kami merebahkan diri disini tanpa mengucapkan
sepatah katapun, entah kenapa suasananya canggung sekali. Aaah aku tidak tahan
dengan situasi seperti ini !!! “Hei…” Tabi menoleh kearah wajahku dan kini
wajah kami hanya berjarak 5 sentimeter “Wae ?” “Kau benar Tabi” Aku berusaha
keras menyembunyikan kegugupanku “Tentang apa ?” “Bahwa cepat atau lambat aku
akan mendapatkan cinta yang baru” Dia membelalakkan matanya tanpa mengubah
posisi wajahnya “Jeongmal ???!!! Siapa namja itu ???!!!” Aku
terdiam sejenak, memantapkan hatiku untuk segala kemungkinan yang akan terjadi
“Sekarang namja itu berada didepan wajahku” Dia tersenyum “Kau tahu ? Kurasa
namja yang kau maksud juga mempunyai perasaan yang sama denganmu” “Mwo ???!!!
Sejak kapan ???!!!” “Sejak mereka pertama kali bertemu dengan tidak sengaja
didepan perpustakaan 4 tahun yang lalu” Kami tersenyum penuh arti dan tidak
melepaskan pandangan satu sama lain sedetik pun. Ah bisakah keadaan ini tidak
usah berakhir ?
3 Minggu Kemudian
“Chagi !!!” Aku menoleh kearah sumber suara, terlihat
seorang namja berlari kearahku dan merangkulku erat “Aigooo aku malu tahu kalau
seperti ini !!!” Dia hanya tersenyum simpul “Aku hanya ingin semua namja tahu
kau itu milikku dan tidak boleh ada yang merebutmu dariku !!!” Aku menyikut
perutnya pelan. Ya, Choi Tabi adalah namjachinguku sekarang. Mungkin
perkataanku tentang sahabat tidak pernah akan menjadi cinta itu terdengar
munafik ya… Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku. Dan bagaimana dengan
Seungri ? Dia masih sendiri sampai sekarang dan dia masih menjaga jarak dari
yeoja, diapun sudah tahu aku berpacaran dengan Tabi tapi dia kelihatan biasa
saja. Sebenarnya aku masih sedikit mengharapkannya tapi… Aku berusaha untuk
menghapus kata ‘Sedikit’ itu menjadi kata ‘Tidak ada sama sekali’. Setelah aku
berpacaran dengan Tabi aku agak menjaga jarak dari namja karena aku tidak ingin
hal yang terjadi dulu terulang lagi, dan Tabi pun selama ini hanya mendekati
yeoja seperlunya. Terima kasih tuhan kau telah memberikan Tabi untukku…
“Tabi-ah ? Kau kenapa ?” Dia terlihat lemas sekali sejak
tadi siang, padahal saat dikantin dia makan dengan lahap seperti biasanya “Mwo?
Aku baik-baik saja chagi, tak usah cemas !!! Ah sampai jumpa besok ya !!! “Dia
melambaikan tangannya dan berjalan menuju rumahnya yang berbeda 5 rumah dari
rumahku. Tabi kenapa ya ?Apa dia sakit ?
“Maaf nomor yang anda tuju sedang berada diluar jangkauan…
“Ini sudah ke 20 kalinya aku menelefon dia tapi tetap saja operator yang
menjawabnya hhh~ Kan aku ingin berbicara dengan Tabi !!! Bukan operator !!!
“Yeoboseyo ???” “Akhirnya !!! Kau darimana saja Tabi-ah ???!!!” “Mianhae chagi
!!! Tadi handphoneku baterainya habis !!!” “Aish kau ini… Tabi-ah kau baik-baik
saja ???” “Hehehe, tentu aku baik-baik saja !!! Omo~ Kau begitu perhatian
padaku rupanya~” “Tabi-ah aku serius !!! Aish aku kan yeojachingumu !!!”
“Hahahaha kau menggemaskan sekali sih chagi~ Ah aku cuma sedikit tidak enak
badan, mungkin Karena aku sering mandi terlalu malam~” “Pabo !!! Jangan suka
seperti itu lagi !!!” “Ne chagi~”
“Sudahlah kau istirahat sana, tidur cepat!!! Jangan begadang karena bermain
game !!!” “Ne chagi~ Apa tidak ada kata-kata romantis untukku ?” “Hhhh~ Ne…
Jeongmal saranghae Choi Tabi-ah~” “Aah nado chagi !!!” “TUUUT TUUUT” Haah Tabi
selalu seperti anak kecil !!! Tapi aku menyukainya sih… Hahahaha~
Sudah 1 minggu ini Tabi terlihat sangat lesu, walaupun dia
selalu bertingkah ceria seperti biasa. Dan yang paling menyebalkan adalah dia
selalu bilang tidak apa-apa, issshhh !!! Memangnya aku anak kecil apa yang bisa
tertipu oleh omongannya ???!!! Aku melihat Tabi yang sedang asyik mengoper bola
basket kesana kemari, wajahnya pucat sekali. Tiba-tiba… “BRUUUK” “Tabi-ah !!!”
“Ngggh aku dimana ?” Tabi mengerjapkan matanya dan berusaha
bangun dari ranjangnya “Tabi-ah !!! Jangan beranjak dulu” Dia kembali
merebahkan diri diatas ranjang UKS. Aku menggenggam tangannya erat dan dia
membalas genggaman tanganku “Tabi-ah… Jujurlah padaku, apa yang terjadi padamu
?” Dia hanya tersenyum dan mencium punggung tanganku lembut “Aku hanya
kecapekan chagi” Geotjimal… Aku tahu dia berbohong, tapi aku tidak boleh
memaksanya jadi aku hanya bisa membalas senyumannya lembut “Chagi, saranghae”
Aku menatap wajahnya bingung “Tabi-ah, kenapa kau berbicara seperti itu ?”
“Gwaenchana, bisakah mulai sekarang kau memanggilku ‘Yeobo’ ?” Dia memasang
wajah penuh harapnya “Ne yeoboo~” Dia mencubit pipiku gemas, aku merasa ada
yang tidak beres…
Aku menggandeng tangannya erat, takut dia tiba-tiba terjatuh
lagi “Omo chagi kau terlihat sangat khawatir~” “Aish tentu saja!!!” Dia tertawa
dan mencium pipiku singkat dan otomatis wajahku memerah “Yeobo… Kau membuatku
malu ish !!!” Dia tertawa lagi dan menghentikan langkahnya “Malu ? Masa seperti
itu saja malu ?” Aku hanya bisa menunduk dan mengacak-ngacak rambut pendekku.
Dia menarik tubuhku agar berhadapan dengan tubuhnya dan mulai mendekatkan
wajahnya ke wajahku lalu berbisik “Chagi… Jeongmal saranghae…” Dia mendekatkan
bibirnya kebibirku lalu mengecup bibirku lembut. Aku sedikit terkejut tapi aku
membiarkannya bertindak sesuka hatinya. Asal kalian tahu ini adalah ciuman
pertamaku… Bibirnya terasa manis sekali… Tapi aku merasa sedikit aneh dengan
perilakunya, kenapa tiba-tiba sekali ? Dia melepaskan tautan bibir kami dan
tersenyum “Itu ciuman pertamaku loh chagi, khusus untukmu” “Aish…” “Jeongmal
!!! Kau yeoja pertama yang mengisi hatiku dan akan selalu mengisi hatiku”Aku
hanya bisa tersenyum mendengar ucapan manisnya itu tapi aku lagi-lagi merasa
seperti ada yang tidak beres dengannya “Tabi-ah !!! Eh maksudku yeobo !!! Kau
akan keluar negeri ya ? Atau kau mempunyai penyakit kanker ???” Dia menatap
mataku aneh dan mulai tertawa dengan keras “Hahahaha chagi kau itu terlalu
banyak menonton drama ya ? Hahahaha a-a-aku tidak bisa berhenti tertawa !!!”
Aku memukul perutnya dan dia akhirnya berhenti tertawa sambil mengaduh
kesakitan “Aku serius yeobo !!!” Lagi-lagi dia tersenyum “Ani chagi” “GEOTJIMAL
!!!” “Terserah kau saja lah chagi” Dia mencium bibirku singkat dan beranjak
meninggalkanku. Ah dia meninggalkanku untuk pulang sendirian ???!!! Andwae…
Tapi aku ternyata sudah sampai didepan rumahku… Aish kenapa aku tidak
menyadarinya dari tadi ???!!!
“Choi Tabi ?” Tak ada jawaban dari panggilan Hyunsuk-nim
“Kemana dia ?” “Molla…” Daesung menjawab pertanyaan Hyunsuk-nim dengan singkat
dan kami memulai pelajaran seperti biasa. Tabi kemana ya ? Tadi malam kami
masih sempat bercanda ria lewat telefon, tapi aku memang merasa suara Tabi
sedikit melemah. Ah aku harus kerumahnya tapi sekarangkan masih jam 10… Dan
kami pulang jam 3 sore… Aigooo itu masih lama sekali !!!
“KRIIING” Bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan
keluar kelas termasuk aku, aku mengambil tasku dan beranjak pergi “Chaerin ?
Mau kemana ?” Aku melihat Dara kebingungan “Pulang” Aku meninggalkan dia dan
berlari menuju halaman belakang sekolah. Aku memanjat pintu kecil yang berada
di halaman belakang ini. Huft ini sudah biasa bagiku, dulu biasanya aku dan
Tabi sering kabur bersama karena sekolah terlalu membosankan. Dulu aku juga sering
kabur bersama Seungri… Ah bukan waktunya untuk memikirkan itu !!! Aku berlari
menuju rumah Tabi dengan kecepatan penuh. Rambut sebahuku dimainkan oleh angin
tapi aku tak peduli,
kakiku memerintahkanku untuk berhenti tapi aku tak peduli.
Tabi, Tabi, Tabi awas saja kalau sampai ada hal yang buruk terjadi padamu !!!
Ah apa Tabi ada dirumah ? Walaupun ini bukan yang pertama
kalinya aku kerumah Tabi tapi aku masih merasa gugup “TING NONG” Eomma Tabi
membukakan pintu dan terkejut “Chaerin ? Kamu tidak sekolah ?” Aku tersenyum
jahil dan dia hanya tertawa “Ah aku tahu… Kamu mencari Tabi kan ? Dia ada
dikamarnya” “Chakkaman Tante… Sebenarnya Tabi sakit apa ?” Dia tercekat, ini
benar-benar janggal “Sebaiknya kamu tanya Tabi” Dia tersenyum dan membiarkan
masuk kerumahnya. Tanpa buang waktu aku membuka pintu kamar Tabi dengan keras
dan langsung masuk kekamar Tabi. Otomatis dia yang sedang duduk bersila
menghadap televisi terkejut dan menatapku heran “HWA !!! C-c-chagi apa yang
kaulakukan ?” Dia terlihat sangat pucat, kegiatan yang dilakukannya sekarang
adalah bermain playstation dengan banyak komik berserakan disekitarnya
“Kekamarmu, masih nanya lagi” “Maksudku bukan itu aish…” Aku tertawa dan ikut
duduk bersila disebelahnya “Kau kenapa ?” “Hanya sakit biasa, kecapekan” Aku
menyentuh dahinya dengan telapak tanganku dan merasakan suhu tubuhnya, dia
panas, sangat panas “Yeobo… Kau panas sekali…” “Hal biasa chagi, jangan terlalu
dipusingkan~”Aku mencengkram kerah kaosnya dan membawa wajahnya mendekat padaku
“Jangan main-main denganku Choi Tabi, aku tidak sebodoh yang kau kira “Aku menatap
matanya penuh amarah dan dia menghela nafas, nafasnya hangat sekali. Aku
sedikit merinding saat nafasnya menyentuh kulitku” Ah dekat sekali, kau mau aku
cium hah ?” “Mwo ? An…” Aku tidak sempat meneruskan perkataanku, bibirku telah
dikunci oleh bibirnya. Dia melumat bibirku pelan, mau tak mau aku ikut
terhanyut dalam ciumannya. Dia melepas ciuman kami dan menatapku serius “Kau
ingin tahu kebenarannya chagi ?” Aku mengangguk “Aku… Emmm… Sebaiknya… Kita
putus ya chagi ?” Aku membelalakan mataku, apa-apaan ini ? “Kau tidak jelas
yeobo, aku ingin tahu kebenarannya tapi kenapa kau ingin kita putus ?” “Ah
baiklah dengarkan aku…” Dia berbisik tepat di telingaku dan aku langsung
menatap wajahnya dengan perasaan tidak percaya akan kata-katanya tadi
“Y-y-yeobo… Jangan main-main denganku !!!” Dia menundukkan kepalanya “Nah jadi
memang lebih baik kita…” Aku memeluknya erat dan membuatnya tak bisa meneruskan
perkataannya “Tolong jangan bicara seperti itu lagi atau aku akan benar-benar
meninggalkanmu” Dengan sekuat tenaga aku menahan air mataku, dan dia membalas
pelukanku erat. Dia menangis, sungguh dia menangis. Aku melepaskan pelukan kami
dan menghapus airmatanya dengan tanganku “Uljjima, aku akan selalu berada
disisimu sebagaimana kau selalu berada disisiku Choi Tabi” “Gomawo chagi,
tapi…” Aku menaruh jari telunjukku tepat didepan bibirnya “Ssst, diamlah jangan
seperti itu. Dimana Choi Tabi yang selama ini selalu tidak perduli dengan apa
yang terjadi di sekitarnya ?” Dia tertawa kecil “Setidaknya… Aku perduli padamu
Lee Chaerin”
1 Minggu Kemudian
“KRIIIING” Ah sudah bel pulang !!! Dengan cepat aku berlari
sekuat tenaga menuju tempat yang biasa kukunjungi setelah pulang sekolah. Aku
berusaha menghindari ribuan manusia yang berada digerbang sekolah ini “Chaerin
!!! Tali sepatumu !!!” Mwo apa yang Jiyong bilang ? Aku melihat tali sepatuku
yang ternyata terlepas dan…”BRUUUK” “Hei gwaenchana ? Cih ceroboh” Argh
memalukan !!! Kenapa aku harus terjatuh didepan seseorang ???!!! “Ne
gwaenchana…” Aku membetulkan posisi dudukku dan mengikat tali sepatuku. Hei
orang tadi membantuku mengikat tali sepatuku yang terlepas “Ah gamsahamnida…”
“Bukan masalah…” Mata kami
bertemu dan kami saling membelalakan mata, tak percaya akan
seseorang yang sekarang saling berada didepan mata kami “Ah kalau begitu aku
duluan ya Chaerin” “Ne Seungri… Hati-hati…” Dia meninggalkanku yang masih
terduduk karena kontak mata kami tadi, matanya tidak berubah… Kantung matanya
yang seperti panda itu tidak berubah… Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan
mulai berdiri. Aku tidak boleh seperti ini !!! Aku harus setia pada Tabi !!!
“Chaerin mau ke tempat Tabi ? Ikut dong” Aish Jiyong ganggu saja, kan aku lagi
berusaha memantapkan hatiku !!! “Kajja, eh tadi kau kenapa tidak bilang dari
tadi kalau tali sepatuku lepas ???!!!” “Habis kau berlari sih aku juga baru
melihatmu tadi tapi kau sungguh sangat lucu hahaha~ Semua orang yang melihatmu
berusaha menahan tawanya karena takut akan kau habisi tau” Aku menggaet Jiyong,
sebegitu menyeramkannya kah aku ? Padahal aku tidak pernah mengintimidasi
mereka, aku cuma sering berkelahi dengan para sunbae saja kok apalagi namja…Itu
saja kok ?
“Tabi !!!” Jiyong memeluk Tabi yang terbaring lemas diatas
ranjang rumah sakit “Ah Jiyong, sebegitu rindunya kau padaku ? Padahal baru
kemarin kalian menjengukku” “Kau itu sakit, masih saja seperti itu !!!” Mereka
tertawa dan saling bercengkrama, ya Jiyong adalah sahabat baik Tabi selain aku.
Kemarin seluruh murid kelas XI-C menjenguk Tabi dan membawakan bemacam-macam
bingkisan tak terkecuali Seungri. Sewaktu semua murid telah keluar dari ruangan
aku melihat dari luar ruangan Tabi bahwa Seungri dan Tabi sedang berbicara
dengan sangat serius, aku tidak ingin ikut campur tapi aku sangat penasaran.
Aish Chaerin…
“Chaerin, Tabi !!! Aku duluan ya !!!” Jiyong melambaikan
tangannya dan keluar dari ruangan ini, sekarang tinggal aku dan Tabi. Hening,
entah kenapa hari ini aku bingung sekali ingin bicara apa “Hei…” Aku menoleh
kearahnya “Kau tidak pulang ? Ini sudah jam 6 malam” “Ani nanti saja lagipula orang
tuaku sudah tahu aku berada disini. Eommamu mana ?” “Dia sedang membereskan
rumah dan mempersiapkan keperluanku untuk dirumah sakit, selama 1 minggu ini
rumah kami tidak terurus dan pakaian bersihku untuk dirumah sakit sudah habis”
“Oooh begitu…” Aish apa yang harus kubicarakan lagi ya ? “Appamu mana ?” “Ngh ?
Dia masih di Indonesia untuk mengatur cabang perusahaannya disana. Besok dia
akan kembali kesini kok” “Hmmm… Indonesia ya ? Aku dengar negeri itu sangat
indah” “Ne, aku dengar juga begitu… Kau ingin kesana ?” “Ne, mungkin nanti
kalau aku sudah bekerja” “Nanti kau akan kesana bersamaku chagi” Aku tersenyum
dan memegang tangannya erat “Ya tentu saja” “Tapi itupun kalau aku masih…” Aku
menaruh jari telunjukku tepat didepan bibirnya untuk menghentikan ucapannya
yang mulai tidak beres “Kau tidak boleh seperti itu… Aku yakin kita akan kesana
bersama-sama ” Dia tersenyum lemas dan mengecup punggung telapak tanganku
lembut “Chagi saranghae, gomawo…Atas semuanya” “Nado saranghae yeobo,
seharusnya aku yang berterimakasih padamu” Dia mengacak-ngacak rambutku lembut
dan beranjak pergi dari ranjangnya “Hei hei andwae… Kau masih lemas yeobo !!!”
“Aish aku sudah merasa baik kok, aku bosan. Aku ingin jalan-jalan” “Yeobo…”
“Jebal…Ya chagi ya ? Ayolah~” Ah wajah memohonnya yang seperti anak kecil
membuatku tak berkutik “Hhh chakkaman…” Dia tersenyum penuh kemenangan, aish
Tabi…
Aku mendorong kursi rodanya perlahan mengelilingi taman yang
berada di rumah sakit, untung dia tidak memakai infus kalau dia memakainya acara
jalan-jalan Tabi akan lebih susah “Chagi ketempat biasa yuk” “Mwo ??? Itu bukit
!!! Susah kalau kita memakai kursi roda !!!” “Kalau begitu tidak usah memakai
kursi roda” Dia bangkit dari kursi rodanya dan menyembunyikan kursi roda itu
dibalik semak-semak “Pabo !!! Duduk lagi dikursi roda itu lagi !!! Palli
!!!”"
Shireo !!!” “Yeo…” “Jebal chagi…Sekali ini saja oke ? Tolong
ya chagi… Jebal~” “Hhh~ Baiklah…”
“Haaaah~” Kami menghela nafas panjang dan segera merebahkan
diri diatas rerumputan hijau yang berada dibukit ini. Sebenarnya menaiki bukit
ini tidak melelahkan tapi akan menjadi sedikit melelahkan apabila kau harus
memapah seseorang. Tabi memang menolak saat akan kubantu tapi aku memaksa, aku
tahu kondisi tubuh Tabi saat ini sangat lemah. Aku melirik Tabi yang terbaring
lemas, dia pasti sangat kelelahan “Hwaaa chagi lihatlah !!!” Tabi berdiri dan
menunjuk-nunjuk kearah langit, mau tak mau aku ikut berdiri dan memandangi
langit. Tabi benar, langit pada malam ini sangatlah indah. Bintang-bintang
bersinar terang seakan menyapa kami. Cahaya bulan yang tepat purnama pun
menambah keindahan langit pada malam ini “Hwaaa indah sekali~ Sudah lama aku
tidak melihat langit seindah ini lagi !!!” “Jinjja? Langit malam memang akan
selalu terlihat indah dari atas bukit ini chagi” Memang sudah lama aku dan Tabi
tidak ketempat ini pada malam hari bersama-sama karena kami sudah sibuk dengan
urusan masing-masing. Padahal sewaktu kami duduk dibangku SMP kami sering
sekali kesini pada malam hari maupun siang hari tapi sejak kami mulai masuk
SMA… Kegiatan itu sudah jarang sekali kami lakukan lagi… “Ah chagi sudah lama
kita tidak kebukit ini bersama saat malam hari~” Aku mengangguk pelan, aku
masih menikmati keindahan langit malam dan udara dingin yang mengelilingiku.
Tiba-tiba Tabi menarik tubuhku agar berhadapan dengan tubuhnya. Kami saling
menatap. Hanya cahaya bintang dan cahaya rembulan yang menerangi kami. Dia
memiringkan wajahnya dan mulai mendekatkan wajahnya kewajahku. Dia mengecup
bibirku pelan. Ah entah kenapa ciuman kali ini terasa sangat manis, mungkin
karena cahaya bintang dan cahaya rembulan yang menemani kami. Dia melepaskan
ciuman kami dan memelukku erat “Chagi… Jeongmal saranghae… Saranghae chagi…
Gomawo…” Aku membalas pelukannya dan dia mempererat pelukan kami, aku bisa
merasakan degupan jantungnya yang sangat kencang. Sama dengan degupan jantungku
sekarang “Nado saranghae yeobo…” Kami terus berpelukan dan entah kenapa makin
lama pelukan dan degupan jantung Tabi mulai melemah “Hei yeobo ? Yeobo ?”
Akhirnya Tabi melepaskan pelukannya dan hampir terjatuh, untung aku menahan
badannya. Aku mengguncang-guncangkan tubuhnya tapi dia sama sekali tidak
menjawab panggilanku.
berjalan yang dimaksud dan aku langsung membaringkan Tabi
untuk ditangani “Gam-m-m-msahamnida…” Aku merasa sangat lelah, entah kenapa
kepalaku terasa sangat berat dan mataku mulai menutup “Hei hei!!! Bertahanlah
!!!” Suara resepsionis itu mulai menghilang, semuanya menghilang…
“Ngggh~” Aku membuka mataku perlahan dan menyadari bahwa aku
berada disuatu ruangan. Aku melihat sekeliling, ah aku berada diruangan rumah
sakit dan terdapat cahaya yang masuk melalui jendela diruangan ini. Pasti
sekarang sudah pagi dan sepertinya malam itu aku pingsan “CKREK” Aku segera
mendelik kearah satu-satunya pintu yang berada diruangan ini “Ah
jeoseonghamnida aku hanya ingin melihat keadaanmu” Namja yang tadi membuka
pintu itu menghampiriku dan meletakkan telapak tangannya diatas kepalaku, itu
hal yang sering ia lakukan kepadaku dulu “Gwaenchana,sedang apa kau disini?”
“Semalam aku dengar kau pingsan dan ditangani di rumah sakit ini jadi aku
kesini” “Kau…Tahu darimana ?” “Itu tidak penting” Namja itu menarik bangku yang
berada didekat pintu diruangan ini berada disamping ranjangku dan mendudukinya
“Kau sungguh tidak apa-apa ?” “Ne, kau tahu darimana sih ? Aku sungguh
penasaran” “Ah itu tidak penting” Aku menatap wajah tanpa dosanya itu dengan
tatapan membunuh “Aish baiklah… Tapi berhenti menatapku seperti itu !!! Mmm…
Jadi semalam…” “Palli !!!” “Ne !!! Jadi aku sebenarnya semalam menelefon
handphonemu tapi tidak ada yang menjawab, setelah 20 kali aku menelefonmu
akhirnya ada juga yang menjawabnya tapi yang menjawabnya adalah resepsionis
dari rumah sakit ini dan dia segera menjelaskan keadaanmu kepadaku. Dan aku
segera kesini dan menunggumu selama kau pingsan sampai orangtuamu kesini “Aku
terpana akan penjelasannya, jadi dia masih peduli padaku ? Ah mianhae Seungri,
aku telah merepotkanmu… Jadi kau belum pulang kerumahmu lagi semalaman ini
???!!!” Dia mengangguk, apa benar dia masih peduli padaku ? “Mianhae Seungri…
Geunde… Kenapa waktu itu kau menelefonku ?” “Hm ? Awalnya aku hanya ingin
menanyakan keadaan Tabi tapi setelah kau tidak menjawab panggilanku yang
ketigakalinya aku khawatir padamu, jadi… Yaaa aku terus-terusan menelefonmu”
Dia menunduk dan aku menatapnya dengan tidak percaya, dia masih peduli padaku.
Padahal sudah 2 bulan kami tidak pernah berkomunikasi lagi “Gomawo Seungri,
jeongmal…” Dia tersenyum dan tanpa sadaraku membalas senyumannya, andwae bukan
waktunya untuk hal seperti ini !!! “Eh Seungri, bagaimana dengan Tabi ?”
Seungri menghela nafas panjang, aku merasa pasti keadaan Tabi tidak baik-baik
saja “Dia… Sekarang berada di ruang operasi, ternyata kelenjar getah beningnya
semakin membengkak. Semalam dia sama sekali tidak sadarkan diri dan sudah 2 jam
dia berada diruang operasi tapi sampai sekarang operasinya belum selesai” Aku
membisu, kondisi Tabi bertambah parah. Chaerin pabo !!! Kenapa kemarin aku
turuti kemauannya untuk berjalan keluar padahal kondisinya sudah sangat parah?
Aku mencengkram bahu Seungri dan mulai menangis. Dengan satu gerakan sekarang
Seungri membawaku kepelukannya yang hangat “Uljjima, aku ada disini” DEG itu
kata-kata yang Tabi katakan saat aku menangisi Seungri dikoridor waktu itu. Aku
hanya bisa membalas pelukan Seungri dan mulai membuat pakaian Seungri basah
karena airmataku “Kubilang uljjima. Aku ada disini” Kata-kata dan intonasinya
sungguh mirip dengan apa yang Tabi katakan waktu itu denganku, mirip sekali.
Aku melepaskan pelukan kami dan aku menatap matanya dengan penuh harap “Jebal
Seungri…Aku ingin keruang operasi tempat Tabi… Jebal…” Dia diam sejenak dan
akhirnya dia mengambil kursi roda yang berada disamping jendela, untung saja
aku tidak memakai infus atau Seungri akan kewalahan. Aku sudah bersiap-siap
turun dari ranjang tapi Seungri menahanku “Aish pabo, kau itu masih lemah” “Ah
Seungri,shire…” Aku tidak sempat meneruskan perkataanku karena sekarang
diamengangkat tubuhku dengan menggunakan
Ini gawat, sungguh gawat. Tanpa pikir panjang aku
menggendong tubuhnya dengan menahan tubuhnya menggunakan lenganku. Aku berjalan
menuju bawah bukit dengan berhati-hati, takut terjatuh tapi… Sayangnya kakiku
tidak bisa. Kami terjatuh dan bergulir mengikuti jalur bukit yang sedikit
curam. Aku harus menyelamatkan Tabi, aku memeluk Tabi erat agar tubuhnya tidak
terluka. Lama kelamaan guliran tubuh kami mulai melambat dan akhirnya tubuh
kamipun berhenti. Aku merasakan nyeri dan perih disekujur tubuhku, tapi ini
sudah hal biasa bagiku yang sudah sering berkelahi. Aku segera bangkit dan
kembali menggendongnya dengan menahan tubuhnya menggunakan lenganku. Aku
berlari menuju rumah sakit tempat dirawatnya Tabi yang untungnya tidak jauh
dari bukit ini “AAAAARGH !!!” Aku berusaha dengan sekuat tenaga untuk memaksakan
tubuhku terus berlari, semua orang dijalan yang melihatku menggendong Tabi
menatapku heran tapi aku tak perduli. Akhirnya aku sampai didepan pintu rumah
sakit itu, aku langsung masuk dan menghampiri meja resepsionis yang menatapku
heran “J-j-jebal.. T-t-tangani dia… Dia adalah Choi Tabi yang dirawat dikamar
260… Jebal…” Untungnya resepsionis itu bertindak cepat, dia segera memanggil
perawat untuk membawa ranjang berjalan. Tidak usah menunggu lama akhirnya
perawat yang ditunggu datang dengan membawa ranjang berjalan yang dimaksud dan
aku langsung membaringkan Tabi untuk ditangani “Gam-m-m-msahamnida…” Aku merasa
sangat lelah, entah kenapa kepalaku terasa sangat berat dan mataku mulai
menutup “Hei hei!!! Bertahanlah !!!” Suara resepsionis itu mulai menghilang,
semuanya menghilang…
“Ngggh~” Aku membuka mataku perlahan dan menyadari bahwa aku
berada disuatu ruangan. Aku melihat sekeliling, ah aku berada diruangan rumah
sakit dan terdapat cahaya yang masuk melalui jendela diruangan ini. Pasti
sekarang sudah pagi dan sepertinya malam itu aku pingsan “CKREK” Aku segera
mendelik kearah satu-satunya pintu yang berada diruangan ini “Ah
jeoseonghamnida aku hanya ingin melihat keadaanmu” Namja yang tadi membuka
pintu itu menghampiriku dan meletakkan telapak tangannya diatas kepalaku, itu
hal yang sering ia lakukan kepadaku dulu “Gwaenchana,sedang apa kau disini?”
“Semalam aku dengar kau pingsan dan ditangani di rumah sakit ini jadi aku
kesini” “Kau…Tahu darimana ?” “Itu tidak penting” Namja itu menarik bangku yang
berada didekat pintu diruangan ini berada disamping ranjangku dan mendudukinya
“Kau sungguh tidak apa-apa ?” “Ne, kau tahu darimana sih ? Aku sungguh
penasaran” “Ah itu tidak penting” Aku menatap wajah tanpa dosanya itu dengan
tatapan membunuh “Aish baiklah… Tapi berhenti menatapku seperti itu !!! Mmm…
Jadi semalam…” “Palli !!!” “Ne !!! Jadi aku sebenarnya semalam menelefon
handphonemu tapi tidak ada yang menjawab, setelah 20 kali aku menelefonmu
akhirnya ada juga yang menjawabnya tapi yang menjawabnya adalah resepsionis
dari rumah sakit ini dan dia segera menjelaskan keadaanmu kepadaku. Dan aku
segera kesini dan menunggumu selama kau pingsan sampai orangtuamu kesini “Aku
terpana akan penjelasannya, jadi dia masih peduli padaku ? Ah mianhae Seungri,
aku telah merepotkanmu… Jadi kau belum pulang kerumahmu lagi semalaman ini
???!!!” Dia mengangguk, apa benar dia masih peduli padaku ? “Mianhae Seungri…
Geunde… Kenapa waktu itu kau menelefonku ?” “Hm ? Awalnya aku hanya ingin
menanyakan keadaan Tabi tapi setelah kau tidak menjawab panggilanku yang
ketigakalinya aku khawatir padamu, jadi… Yaaa aku terus-terusan menelefonmu”
Dia menunduk dan aku menatapnya dengan tidak percaya, dia masih peduli padaku.
Padahal sudah 2 bulan kami tidak pernah berkomunikasi lagi “Gomawo Seungri,
jeongmal…” Dia tersenyum dan tanpa sadaraku membalas senyumannya, andwae bukan
waktunya untuk hal seperti ini !!! “Eh Seungri, bagaimana dengan Tabi ?”
Seungri menghela nafas panjang, aku merasa pasti keadaan Tabi tidak baik-baik
saja “Dia… Sekarang berada di ruang operasi, ternyata kelenjar getah beningnya
semakin membengkak. Semalam dia sama sekali tidak sadarkan diri dan sudah 2 jam
dia berada diruang operasi tapi sampai sekarang operasinya belum selesai” Aku
membisu, kondisi Tabi bertambah parah. Chaerin pabo !!! Kenapa kemarin aku
turuti kemauannya untuk berjalan keluar padahal kondisinya sudah sangat parah?
Aku mencengkram bahu Seungri dan mulai menangis. Dengan satu gerakan sekarang
Seungri membawaku kepelukannya yang hangat “Uljjima, aku ada disini” DEG itu
kata-kata yang Tabi katakan saat aku menangisi Seungri dikoridor waktu itu. Aku
hanya bisa membalas pelukan Seungri dan mulai membuat pakaian Seungri basah
karena airmataku “Kubilang uljjima. Aku ada disini” Kata-kata dan intonasinya
sungguh mirip dengan apa yang Tabi katakan waktu itu denganku, mirip sekali.
Aku melepaskan pelukan kami dan aku menatap matanya dengan penuh harap “Jebal
Seungri…Aku ingin keruang operasi tempat Tabi… Jebal…” Dia diam sejenak dan
akhirnya dia mengambil kursi roda yang berada disamping jendela, untung saja
aku tidak memakai infus atau Seungri akan kewalahan. Aku sudah bersiap-siap
turun dari ranjang tapi Seungri menahanku “Aish pabo, kau itu masih lemah” “Ah
Seungri,shire…” Aku tidak sempat meneruskan perkataanku karena sekarang
diamengangkat tubuhku dengan menggunakan lengannya seperti yang waktu itu aku
lakukan untuk membawa Tabi, aaah aku malu sekali… Masalahnya berat badanku itu…
Tidak masuk dalam kategori ringan rgggh… Tapi… Aku sangat menikmati saat-saat ini.
Aku melingkarkan lenganku dilehernya dan… Aku bisa mendengar degupan jantungnya
yang sangat cepat, ah apa yang kupikirkan !!! Dengan perlahan dia memposisikan
aku di kursi roda itu dan mendorong kursi roda ini menuju ruang operasi tempat
Tabi berada. Selama perjalanan kami hanya terdiam, aku benar-benar sedang tidak
ingin berbicara. Tabi, Tabi, Tabi, Tabi… Aku hanya bisa berdoa untukmu yeobo…
Tanpa sadar kami sudah berada didepan pintu ruang operasi,
Seungri memposisikan kursi rodaku berada disamping pintu operasi dan disamping
kursi tunggu didepan pintu ruang operasi ini. Saat Seungri beranjak pergi dari
sisiku aku menahan tangannya “Seungri, aku ingin masuk. Jebal” Dia menatapku
heran “Chaerin kita kan tidak boleh masuk ke situ saat operasi sedang berlangsung”
Aku hanya diam, memang ini terdengar kekanak-kanakan tapi… Aku sangat ingin
menemani Tabi. Aku menunduk dan mulai menangis lagi, ya aku memang mudah sekali
menangis. Seungri memelukku lagi dan menenangkanku “Uljjima Chae… Bukannya Tabi
tidak suka melihatmu bersedih ? Ayolah…” Kata-kata sederhana Seungri mampu
membuatku berhenti menangis. Seungri, dia benar. Aku membalas pelukan Seungri
tanpa tangisan tapi tiba-tiba dia melepaskan pelukan kami “Ah Seunghyun-ssi
gamsahmnida sudah menemani putriku” Omooo appa dan eomma sudah berada disini…
Aish memalukan !!! Pasti mereka melihat aku dan Seungri berpelukan… Seungri
segera menjauh dariku dan membiarkan appa dan eommaku menenangkanku. Andwae,
sepertinya tidak hanya appa dan eomma yang baru datang kesini. Dibalik pelukan
appa aku bisa melihat eomma Tabi dan… Mwo itu appa Tabi ? Dan… Itu noona Tabi ?
Aku baru pertama kali melihat mereka karena aku jarang sekali mengunjungi rumah
Tabi. Appa melepas pelukannya dan membiarkan keluarga Choi berbicara padaku “Lee
Chaerin ?”Aku mengangguk kecil saat appa Tabi memanggil namaku. Dia berlutut
dihadapanku dan menggenggam tanganku erat “Gamsahamnida Lee Chaerin. Atas semua
waktumu untuk Tabi, jeongmal gamsahamnida…” Aku tersenyum “Cheonma ahjussi,
gamsahamnida sudah membiarkan Tabi bersamaku “Dia membalas senyumanku dan
membiarkan aku menenangkan diriku sendiri lagi, sesekali aku melirik noona Tabi
yang duduk termenung sambil menundukkan kepalanya. Tentu saja dia tidak ingin
kehilangan Tabi, sama sepertiku. Tanpa sadar aku mulai mengantuk, ngggh~ Aku
menyandarkan kepalaku kedinding yang berada tepat berada dibelakangku, mianhae
Tabi aku tidak terus terjaga untuk menunggumu. Aku janji aku akan segera
terbangun.
Aku membuka mataku dan meregangkan tubuhku “Ngggh~” Hye ? Kenapa
berada dimana ? Aku segera bangun dan melihat sekeliling, kenapa aku berada
diatas bukit yang berada di pinggir kota itu ? Em dan aku masih memakai pakaian
yang kupakai sewaktu tertidur tadi “Hwa Chaerin kau sudah bangun rupanya !!!”
Aku menoleh kearah sumber suara, terdapat namja yang memakai pakaian rumah
sakit dan kelihatannya sedang bermain-main disekitar bukit ini “CHOI TABI
???!!!” Dia tersenyum penuh arti dan berjalan mendekatiku “Terkejut ?” “Ne !!!”
Wajahnya masih terlihat sedikit pucat tapi senyuman indahnya mampu membuatnya
terlihat segar “Saat kau tertidur aku membawamu kesini” “B-b-bagaimana caranya
?” “Sama seperti waktu kau membawaku ke rumah sakit” Aku tercengang, i-i-ini
bukan mimpi kan ? “D-d-darimana kau m-m-mengetahuinya ?” Lagi-lagi dia
tersenyum “Tentu saja aku mengetahuinya” Aku tidak puas akan kata-kata
membingungkannya, aku cuma bisa memukul diriku sendiri. Berharap ini bukan
mimpi “Hentikan chagi” Dia menahan tanganku dan membawaku kepelukannya. Aku
menangis, dan dia hanya mempererat pelukannya. Aku melepaskan diri dari
pelukannya dan menahan wajahnya dengan kedua tanganku agar tidak berpindah dari
tatapanku. Ini benar-benar Choi Tabi “Jeongmal saranghae Choi Tabi, kajjima…”
“Uljjima, aku akan selalu berada disisimu” “Geotjimal, buktinya sekarang kau
akan meninggalkanku” “Kelihatannya, tapi aku akan selalu disisimu. Meskipun
nanti aku akan meninggalkanmu dan kau akan menemukan namja lain yang mengisi
hatimu, cintaku akan selalu bersamamu” Aku menatap Tabi dan dia menatapku “Kata-katamu…
Memang terdengar berlebihan tapi… Aku senang kau bicara seperti itu, gomawo
Choi Tabi” Dia mengangguk dan menjauhkan diri dariku “Jaljayo Lee Chaerin,
saranghae~” Dia hendak berlari tapi aku menahan tangannya “Mau kemana kau hah
?” “Heee lepaskan aku !!!” “Kau mau pergi meninggalkan aku hah ?” “Mianhae
Chaerin” Dia menarik tangannya dan berlari meninggalkanku, aish mengapa jalan
ceritanya harus seperti ini sih ???!!!
“Tabi !!! Choi Tabi !!!”Aku terus-terusan meneriakkan
namanya dan tiba-tiba ada seseorang yang mengguncang tubuhku, perlahan aku
tersadar bahwa aku tidak lagi berada dibukit. Mwo ? Aku berada diatas ranjang
rumah sakit ? “Gwaenchana ?” Ah ternyata semua itu hanya mimpi. Tapi itu semua
terasa sangat nyata !!! “Mianhae appa aku mengigau tadi…” Appa hanya tersenyum
dan menggenggam tanganku penuh kasih sayang “Ah iya appa, bagaimana dengan Tabi
?”Sebenarnya aku sudah mempunyai firasat buruk, tapi aku memberanikan diri
untuk menanyakannya “Dia baik-baik saja…” “Jinjja ???!!! Aku ingin bertemu
dengannya appa !!!” Apakah appaku serius ? Appa segera mengangkatku ke atas
kursi roda dan membawaku keruangan Tabi “CKLEK” Suara terbukanya pintu ruangan
Tabi terdengar menggema di dalam ruangan ini. Appa mendekatkan kursi rodaku
disamping ranjang tempat Tabi tertidur “Appa tinggal dulu ya” Aku hanya diam
meneliti setiap lekuk wajah Tabi, dia memejamkan matanya erat dan wajahnya
sangat pucat seperti biasanya tapi… Dia terlihat seperti sedang tersenyum “Choi
Tabi, Tabi, C-H-O-I-T-A-B-I !!!” Tidak ada jawaban “HOOOI !!!” Aku berteriak
tepat didepan lubang telinganya, tetap tidak ada jawaban “Taaabbiiiii~” Aku
mengguncang-guncang tubuhnya. Nihil, dia sama sekali tidak merespon apapun.
Dugaanku benar, dia…Dia sudah meninggalkanku. Dengan sekuat tenaga aku menahan
tangisanku tapi… Sayangnya tetes demi tetes airmataku jatuh diwajah damai Tabi.
Aku tidak bisa Tabi. Aku tidak bisa tidak menangisimu. Aku memeluk tubuhnya
yang tergulai lemas dan terus menangis “S-s-saranghae y-y-yeobo… Aku t-t-tidak
a-a-akan melupakanmu… Berjam-jam aku habiskan untuk terus bersama dirinya,
menangis, dan terus menangis sampai air mataku enggan untuk keluar lagi.
Aku menatap sebuah batu tertuliskan namanya, Choi Tabi.
Semua orang sudah mulai meninggalkan tempat ini tapi lain denganku yang masih
berdiri tegak menatap batu itu. Sungguh sakit rasanya ditinggalkan oleh
seseorang yang selama ini selalu bersamamu. Aku tidak ingin menangis lagi, aku
tidak ingin Tabi melihatku terus-terusan berlarut-larut atas kepergiannya. Aku
merasakan tetes demi tetes air membasahi tubuhku, dan akhirnya mereka
menyerbuku dan makam Tabi. Hujan, sangat cocok dengan suasana hatiku saat ini.
Aku masih tetap berdiri disini dan menatap makam Tabi lekat-lekat. Tiba-tiba…
Aku merasakan tetesan hujan mulai berhenti membasahiku, apa sudah berhenti ?
“Chaerin, kajja” Suara lembut seorang yeoja yang melindungiku dengan payungnya
membuatku meninggalkan tempat semula aku berdiri “Ne Dara” Mianhae Tabi aku
harus pergi sekarang.
2 Bulan Kemudian
“TING NONG TING NONG” Aku menekan bel dirumah ini beberapa
kali agar sang pemiliknya keluar. Akhirnya keluarlah yeoja yang terlihat dewasa
membukakan pintu untukku “Chaerin ? Chakkaman ne” Tidak lama kemudian keluarga
Choi sudah siap, mereka sekarang bergabung bersamaku dan orang tuaku untuk
melaksanakan kegiatan rutin kami setiap bulan. Kami hanya terdiam selama
perjalanan dan tanpa sadar kami telah sampai ketempat yang kami tuju. Kami
meletakkan beberapa buket bunga didepan batu yang tertuliskan nama seorang
namja. Setelah beberapa menit kami berada disini kami harus kembali kerumah
kami masing-masing. Berbeda dengan saat kami berangkat, perjalanan pulang kami
diselingi canda tawa.
Kami telah sampai didepan rumah keluarga Choi, saat kami
telah mengucapkan salam perpisahan noona Tabi menahan tanganku dan memberikan
buku yang seperti buku catatan tapi tidak terlalu tebal dan tidak terlalu besar
“Ini buku harian Tabi, mianhae aku baru bisa memberikannya padamu sekarang
karena aku rasa sekarang adalah waktu yang tepat” “Gomawo eonnie…” Dia
tersenyum dan memasuki rumahnya. Aku rasa aku butuh waktu yang banyak untuk
membaca buku ini.
Aku merebahkan diri diatas rerumputan hijau yang berada
dibukit spesialku dan Tabi, aku membuka buku harian Tabi yang aku bawa halaman
perhalaman
Rabu, 8 April 2009
Yeaaay hari ini aku berulang tahun !!! Tapi… Kenapa noona
memberiku hadiah buku kosong setebal ini ? Katanya aku harus menulis buku
harian, ergh memalukan !!! Ya tapi tidak buruk juga asal tidak ada yang tahu
kalau aku menulis buku harian hehe.
Hahaha Tabi polos sekali… Tapi sepertinya Tabi tidak rajin
menulis buku harian, buktinya dalam 4 tahun dia hanya memperlukan 1 buku yang
tidak terlalu tebal. Aku membaca halaman per halaman dengan teliti dan aku
sampai di halaman yang mulai menceritakan diriku.
Jumat, 8 Oktober 2010
Aigo, hari ini aku bertemu yeoja yang sangat unik !!! Jadi
tadinya aku sedang berlari mengejar temanku dan tiba-tiba aku menabrak seorang
yeoja yang sedang memantul-mantulkan bola basket didepan pintu perpustakaan
sekolah, bukannya aneh bermain bola basket didepan pintu perpustakaan ? Kami
bertabrakan dan terjatuh, awalnya dia menarik kerah seragamku dan menatapku
dengan tatapan membunuh. Hiii… Aku langsung meminta maaf dan bersujud sujud
didepannya, untungnya dia memaafkanku. Akhirnya kami berkenalan. Sebenarnya aku
sudah tahu siapa dia. Lee Chaerin, yeoja terseram seangkatanku dan kurasa dia
lebih kuat dari namja. Tapi ternyata dia adalah yeoja yang baik dan
menyenangkan. Dan dia cantik, saat aku menatap mata cokelatnya untuk pertama
kali… Jantungku berdegup 100x lebih cepat !!! Omo apa aku menyukainya ? Aaah
kenapa aku jadi berlebihan !!!
Rabu, 1 Desember 2010
Woah siapa sangka kalau sekarang kami bersahabat ? Dan
sekarang kami sudah mempunyai tempat istimewa, bukit yang berada di pinggir
kota. Sebenenarnya itu adalah tempat istimewaku tapi sekarang itu adalah tempat
istimewa kami. Aish lagi-lagi aku terlalu berlebihan !!! Dan aku rasa Chaerin
benar-benar malas dengan yeoja, padahal dia seorang yeoja. Kupikir tidak semua
yeoja seperti yang Chaerin fikirkan, dia hanya selalu berteman dengan yeoja
yang salah. Ah Chaerin kau harus berteman dengan yeoja juga !!! Tidak ada
salahnya kan ?
Rabu, 23 Februari 2011
Aku malas sekali menulis buku harian, mianhae noona !!!
Namanya juga namja…
Selasa, 8 Mei 2012
Senangnya sekarang kami sudah menjadi anak SMA !!! Kebebasan
!!! Aku dan Chaerin sudah berencana untuk masuk ke sekolah yang sama dan
untungnya semua rencana kami berjalan lancar. Dan entah kenapa rasa cintaku
semakin bertambah, rgggh.
Sabtu, 18 Agustus 2012
Tuhan, inikah namanya kehidupan ? Kenapa aku diberi cobaan
yang begitu berat ? Haruskah penyakit ini ya tuhan ? Nama penyakitnya saja
susah sekali ya tuhan…Tapi aku tahu aku pasti bisa melewatinya.
Sabtu, 26 Januari 2013
Hari ini Chaerin ulang tahun, kami semua para namja kelas XI
membuat pesta kejutan untuknya dibukit yang biasanya aku dan Chaerin kunjungi.
Haha sebenarnya sudah jarang sekali aku kebukit ini bersamanya. Aku tidak
pernah percaya dia menyukai Lee Seunghyun yang biasa dipanggil Seungri. Dia
murid baru, tapi dia namja yang baik dan sangat setia kawan. Pantas dia
mempunyai banyak teman, aku pun senang berteman dengannya tapi… Ya aku sakit
hati, memangnya Cuma yeoja yang bisa sakit hati ? Lee Chaerin yang sudah aku
sukai selama 4 tahun diambil olehnya yang baru beberapa bulan mengenal Chaerin.
Tak kusangka Chaerin bisa menyukai namja. Ya tapi kenapa bukan aku ? Hahaha aku
terdengar sangat menyedihkan sekali… Aku harap hadiah gelang yang modelnya
biasanya dipakai oleh vokalis band beraliran rock dariku untuknya tetap dia
pakai.
Rabu, 27 Februari 2013
Kematianku semakin dekat, tadi aku membaca dibuku kedokteran
bahwa ‘Limfoma non-Hodgkin’ adalah kanker yang menyerang limfosit, sejenis sel
darah putih dan ditandai oleh kelenjar getah bening yang membengkak, demam dan
mengalami penurunan berat badan. Aaah… Dan yang membuatku bertambah sedih
adalah Chaerin… Dia mengakhiri hubungannya dengan Seungri, padahal sebenarnya
mereka bisa bertahan lama kalau Seungri dan Chaerin saling mengerti… Yaaa tapi
aku sedikit senang karena itu artinya Chaerin mempunyai sedikit waktu untukku
lagi, ah piciknya aku !!!
Senin, 3 Maret 2013
Tak kusangka akhirnya Chaerin menjadi milikku, sekarang dia
mencintaiku. Apa aku hanya pelarian untuknya ? Ah yang penting sekarang dia
milikku, tapi aku merasa tidak enak dengan Seungri… Aku sudah bicara dengannya
tadi lewat telefon dan dia terdengar biasa saja. Apa dia sudah tidak mencintai
Chaerin? Saat aku menanyakan hal itu padanya dia malah menjawab “Dia sudah
milikmu, perasaanku tidak lagi berarti” Sebenarnya aku tidak ingin bila
keadaannya seperti ini tapi… Mianhae Seungri, cinta telah memaksaku.
Kamis, 29 April 2013
Ulang tahunku kali ini aku rayakan di rumah sakit, bosaaan
!!! Tapi aku senang semua teman-temanku datang ketempat aku dirawat dan
mengadakan pesta kecil-kecilan disini. Chaerin memberiku hadiah sebuah jam
tangan. Katanya aku harus lebih perduli dengan waktu yang aku miliki, dia
benar. Tapi aku jarang sekali memakai jam tangan itu, aku takut akan rusak !!!
Jadi aku menyimpannya didalam kotak pribadiku yang sekarang sudah berada di
rumah, haha aku memang selalu berlebihan apabila bersangkutan dengan Chaerin.
Rabu, 8 Mei 2013
Aku benar-benar sudah pasrah. Aku dengar dari eomma bahwa
kelenjar getah beningku makin membengkak padahal aku sudah melakukan
berkali-kali kemoterapi. Tentu saja sekarang tidak ada sama sekali sehelai pun
bertengger di kulit kepalaku, sebenarnya aku sedikit sedih karena…Aku tidak
terlihat sangat keren dengan keadaan ini… Tapi keluarga dan teman-temanku
sangat mengerti keadaanku, mereka tidak pernah membahas hal ini. Tak terkecuali
Chaerin yang terlihat tidak peduli dengan keadaan fisikku. Sama sekali tidak
pernah. Tuhan, apabila ajalku memang sudah ada didepan mataku… Jebal, jaga
keluargaku yang sangat kusayangi ini… Dan semua teman-temanku… Apalagi…
Chaerin…Aku rela dia bersama namja lain demi kebahagiannya daripada harus
bersamaku yang sekarat ini tapi untungnya itu tidak terjadi. Aku tidak ingin
mereka semua berlarut-larut dalam kesedihan. Aku sudah membicarakan tentang
Chaerin dengan Seungri apabila aku meninggalkan dunia ini, Seungri benar-benar
namja yang baik. Dia tidak ingin mengambil Chaerin padahal aku yakin dia masih
sangat mencintainya. Aku memaksanya untuk membahagiakan Chaerin setelah aku
pergi tapi dia tidak mau, dia percaya aku akan sembuh. Dia memang sahabat yang
baik. Mianhae noona mungkin ini adalah tulisan terakhirku, tanganku rasanya
sudah tidak mampu untuk menulis lagi.
Ribuan air mata mulai turun dari mataku, ternyata Tabi
sangat tulus mencintaiku. Tapi kenapa ya Tuhan ? Kau harus membawanya pergi
bersamamu, wae ? Aku menatap gelang yang sedang aku kenakan dan mulai menangis
lagi. Tenang Tabi, aku masih memakainya… Tiba-tiba aku merasakan handphoneku
yang berada disaku celanaku bergetar, sepertinya ada telefon. Aku segera
mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelefon “Y-y-yeoboseyo ?” “Ini
Seungri, ah Chaerin kau dimana ? Tadi aku ingin meminjam buku catatan
matematikamu tapi kata eommamu kau tidak ada dirumah” “A-a-aku berada ditempat
biasa Seungri” “Hei kau menangis ?” Suaraku masih sedikit serak akibat menangis
tadi, ternyata dia menyadarinya “Mmm…Ani” “Andwae aku segera kesana” Dia
memutuskan sambungan telefonnya, apa dia benar-benar akan kesini ?
5 menit kemudian seorang namja ikut duduk bersila
disebelahku dan pura-pura memandangi langit, aku yang baru menyadari
kehadirannya hanya bisa terkejut dan menghapus jejak air mataku yang berbekas
dipipiku “Aku tahu kau masih sedih” Aku menunduk dan dia memperhatikan buku
harian Tabi yang aku taruh di depanku “Apa itu?” “Hmmm buku harian Tabi”
“Oooh…” Kami terdiam, aku tahu apa yang harus kami bicarakan “Kalau kau mau
menangis lagi silahkan saja” “Hmh ? Ani… Tidak usah” “Ayolah” Dia benar-benar
tahu bahwa aku masih ingin menangis dan tanpa buang waktu aku mulai menangis
lagi, dia membawaku kepelukannya dan hanya terdiam. Dia memang sahabat yang
baik. Setelah kematian Tabi, aku dan dia kembali akrab. Awalnya aku bingung
akan perubahan ini tapi setelah membaca buku harian Tabi aku mengerti. Tapi aku
tidak tahu apakah dia masih mencintaiku atau tidak karena selama ini kami tidak
pernah membicarakannya. Sebenarnya… Aku mulai kembali mencintainya, tapi aku
masih belum bisa bangkit sejak kematian Tabi. Eotteokhae?
Aku berjalan lemas menuju gerbang sekolah, aku malas sekali
dengan jam mata pelajaran pertama… Pelajaran Hyunsuk-nim ergh… “Chaerin !!!”
Seorang yeoja tiba-tiba merangkulku dan berjalan beriringan denganku “Heee
semangat sekali kau…” “Loh tentu saja kita memang harus selalu semangat setiap
saat !!!” “Tapi… Jam mata pelajaran pertama kan Hyunsuk-nim…” Yeoja itu
seketika memasang wajah kesalnya dan berjalan lemas sepertiku. Siapa yang tidak
malas mengikuti pelajaran guru paling mengerikan dan membosankan sedunia ? Aku
menduduki tempat dudukku yang berada disebelah Minzi dan didepan yeoja yang
bersamaku tadi, Dara. Sejak aku membaca buku harian Tabi aku mulai mendekatkan
diri lagi dengan yeoja dan mereka menerimaku dengan baik. Tabi benar, tidak
semua yeoja seperti yang aku fikirkan. Aku melihat kearah pintu kelas dan
melihat orang yang dari tadi belum terlihat batang hidungnya. Seungri, entah
kenapa jantungku mulai berdegup cepat lagi apabila berada didekatnya “Ssst
Chaerin!!! Jangan terus-terusan melirik Seungri !!! Itu Hyunsuk-nim sudah
datangng !!! “Awalnya aku ingin meninju Minzi tapi aku urungkan niatku karena
sekarang Hyunsuk-nim menatapku tajam, tatapan iblis “Sebelum kita memulai
pelajaran tolong kumpulkan buku catatan matematika kalian !!! Saya ingin memeriksa
siapa saja yang tidak mencatat” Aku mengacak-ngacak seluruh isi tasku dan tidak
menemukan buku catatan matematikaku, omo kan Seungri meminjamnya waktu itu !!!
Aku menatap Seungri dan dia menatapku lemas, aku sudah tau pasti dia tidak
membawa buku catatannya dan buku catatan matematikaku. Argh akan kuhajar nanti
kau Seungri !!! “Lee Seunghyun dan Lee Seunghyun !!!Kalian tidak membawanyakan
!!!” Kami menunduk dan pasrah akan kelanjutan nasib kami “Naga !!! Kalian
dihukum !!! Bersihkanlah halaman belakang sekolah !!!” “Tapi Hyunsuk-nim,
inikan masih pagi?” Hyunsuk-nim menatap Seungri dengan tatapan iblis dan tanpa
buang waktu lagi kami segera berlari menuju halaman belakang sekolah, andwae…
HALAMAN BELAKANG SEKOLAH???!!!
Biasanya apabila masih pagi, petugas kebersihan sekolah akan
membersihkan halaman belakang dari daun yang berserakan dan untungnya dugaanku
benar. Apa Hyunsuk-nim lupa akan hal ini? Tanpa harus membolos aku bisa pergi
dari mata pelajaran ini~ Seungri menatapku dan aku menatapnya dan kami tersenyum
“YEAAAH !!!” Tanpa sadar kami berteriak senang, jadi apa yang harus kami
lakukan selanjutnya ? Aku melihat Seungri duduk dikursi yang berada dihalaman
belakang ini dan aku ikut duduk disebelahnya. Entah kenapa aku mulai mengingat
saat-saat Seungri menyatakan sesuatu disini, aaah aku ingin waktu itu terulang
lagi… Eh apa yang kupikirkan ??? Tanpa sadar wajahku mulai memerah dan Seungri
memperhatikanku “Kenapa wajahmu merah ?” “A-a-ani, m-m-mungkin hanya…
Kepanasan…” “Sekarang kan udaranya sejuk” Sial, aku tidak mampu mengelak lagi.
Aaah aku malu sekali !!! “Hei…” “Hmh ?” “Mmm… Apakah kau masih ingat waktu kita
dihukum Hyunsuk-nim untuk membersihkan halaman belakang ini ? Tapi itu sudah
lama juga sih…” “Aku masih ingat kok” Ternyata dia sedang memikirkan hal yang
sama denganku “Mmm… Kau tahu? Sebenarnya namja yang waktu itu menyatakan
perasaannya padamu itu masih mempunyai rasa yang sama sampai sekarang” Aku
menatapnya tak percaya dan dia menatapku dengan wajah yang sedikit memerah
“J-j-jinjja ???” Dia mengangguk “Dan yeoja yang saat itu mendengarkan
pernyataanmu itu sekarang mempunyai perasaan yang sama denganmu juga. Meskipun
waktu itu dia sempat bersama dengan orang lain tapi… Namja itu sekarang mengisi
hati yeoja itu lagi” Kami tersenyum dan dia menatapku dalam. Tuhan, tolong
jangan ambil orang yang berharga untukku lagi. Karena dia milikku sekarang.
-THE END-
Read Users' Comments (0)